Dalil Ali, masakan menu warteg ini, punya ikatan emosional tertentu, apalagi bagi para eksekutif yang pernah merasakan masa perkuliahan dalam perantauan. Nah, warga Kota Depok adalah warga heterogen, perantau, atau sitizen yang lekat dengan gaya makan di luar rumah, lantaran aktivitas yang padat.
Daftar santapan dan harga di War+reg.
Baca Juga:
Konflik Antara Masyarakat Adat dengan PT TPL, Ephorus HKBP: Hak-hak Rakyat Harus Dipulihkan
"War+eg adalah makanan bunda, siapa sih, orang kota yang gaul masa muda tak pernah makan di warteg? Pastilah pernah, malah jadi tempat utama makan siang dan minum kopi. Jadi sudah mendarah-gading bagi kita. Tapi rumah makan ini konsep resto dengan makanan segar, bukan junk food," ulas Ali.
Jelas Ali menambahkan, selain ada rotasi menu dari pelbagai ala budaya daerah Nusantara, War+eg berikan bonus rupa-rupa sambal dari pelbagai etnis, seperti embek, asam manis, mara, terasi, dabu-dabu, doa, udang asam-sunti, dan sambal-sambal lain yang berganti-ganti.
Mari, nikmati masakan Nusantara yang lezat, murah meriah dalam suasana yang nyaman hanya di War+eg.
Baca Juga:
Tak Sindir Megawati, SBY Ingatkan Kader Demokrat: Country Over Party, Jangan Lupakan!
[Redaktur: Hendrik Isnaini Raseukiy]