“Hari ini adalah hari puncak-puncaknya banyak yang merah, cabai itu panennya rentang waktu, mulai panen pertama pertengahan bulan November, sekarang Desember, dan ini berlanjut terus hingga Januari 2025. Ada 15 ribu batang di lahan 2 hektare ini. Setiap pohon rata-rata hasilkan 0,8 kilogram,” jelas Iman.
Iman uraikan, hasil panen dari lahan pertanian ini, adalah juga untuk berikan kestabilan pasokan pasar komoditas di Kota Depok, dengan prinsip membantu masyarakat, bukan berorientasi bisnis. Namun, tetap menjaga harga yang ringan dengan menjaga keberlangsungan modal pada musim tanam berikutnya.
Baca Juga:
Panen Raya Cabai Kodim - K3D, Wali Kota Depok Terpilih Supian Suri Bahas BUMD Pangan
“Soal harga harus juga pertimbangkan break even point atau titik impas-balik modal supaya ada modal untuk keberlangsungan berikutnya,” bilang Iman
Lanjut Widhianto, hasil panen disalurkan untuk pasar langsung kepada masyarakat. Secara kolektif yang dikumpulkan oleh personel Babinsa Kodim Kota Depok. Saat ini, cabai lahan Kodim 0508 - K3D ini dipasarkan dengan harga flat, yaitu Rp 23 ribu per kilogram.
“Berkontribusi kepada masyarakat, saat ini banyak dipesan masyarakat sekitar. Ada pesanan dari masyarakat, ada pemesanan berapa kilo secara kolektif, misalkan ada 20kg, nanti babinsanya datang ke sini ke kebun,” jelas Iman.
Baca Juga:
Pilkada 2024 di Rutan Kelas I Kota Depok: Karutan dan Dandim 0508 Bilang Begini
Sebut Widhianto, nilai manfaat adalah meredan inflasi, bukan sekadar inspeksi pasar, tapi juga mencegah krisis pangan.
“Krisis pangan dapat berdampak sosial pada kriminalitas dan dampak ekonomi lainnya. Jika ada fluktuasi harga pangan tentunya sulit kita meningkatkan daya beli masyarakat. Fluktuasi harga cabai di pasaran saat ini di antara Rp38 ribu hingga Rp40 ribu, maka kita flat di harga Rp23 ribu yang berikan nilai manfaat kepada masyarakat, dapat memberikan ketersediaan cabai kepada masyarakat dengan harga di bawah pasar,” papar Kolonel Infanteri Iman Widhianto.
[Redaktur: Hendrik Isnaini Raseukiy]